Ads 720 x 90


siap ngiklan

Belajar Bahasa Rejang Bagian 1 | Pengenalan

Suku Rejang termasuk suku tertua di provinsi Bengkulu, Sumatera. Suku ini tersebar di lima kabupaten di provinsi Bengkulu, dan di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.

BBR, Bagian 1. Bab Pengenalan


A. Keragaman Dialek


Seperti bahasa pada umumnya, Bahasa Rejang juga memiliki beberapa dialek yang membuat  perbedaan kecil antar penuturnya. Terkadang, perbedaan ini dapat membuat salah pengertian sebelum memahami maksud kalimat utuh. Bahkan, ini juga berlaku untuk orang rejang yang belum pernah mendengar dialek selain dialek di daerahnya.

Contoh, pengucapan untuk "Sendok Makan" : Sieu - Sideu - Sidau - Sidu.

Saat ini diketahui ada 5 dialek suku Rejang yaitu dialek Lebong, dialek Musi/Curup, dialek Keban Agung, dialek Pesisir dan dialek Rawas. Menurut wikipedia.org, 4 dialek yang pertama lebih tampak kemiripan dialeknya bila di bandingkan dengan dialek Rawas yang dituturkan di Ulu Rawas, Sumatera Selatan. 4 lainnya dituturkan di provinsi Bengkulu.

Sebagaimana deskripsi blog, Jang Utara lebih berfokus kepada suku Rejang Utara. Dan untuk dialek, Jang Utara menggunakan dialek Pesisir. Yang mana dialek ini digunakan oleh sebagian besar suku rejang di Kabupaten Bengkulu Utara.

B. Teknik Pembelajaran


1. Teknik Pembelajaran Bahasa Ibu


Saya sebagai Admin dan guru besar di blog Jang Utara ini sebenarnya bukanlah ahli bahasa manapun, juga bukan ahli bahasa Rejang. Jadi, saya tidak mengerti teknik pembelajaran seperti yang ada di buku pelajaran bahasa yang memiliki banyak sekali istilah.

Dalam pembelajaran bahasa rejang di blog Jang Utara ini, kita akan menerapkan teknik pembelajaran bahasa ibu. Yaitu teknik kuno pembelajaran bahasa yang masih diterapkan sampai sekarang dan terbukti lebih berhasil dibandingkan dengan teknik manapun yang ada di dunia pendidikan.

2. Teknik Pengenalan Bunyi


Tidak semua huruf dapat menggambarkan bunyi, oleh karena itu, biasanya setiap bahasa memiliki huruf untuk mewakili penyebutan dalam bahasa tersebut.

Seperti contoh aksara bahasa Indonesia, menggunakan huruf latin yang sudah disempurnakan untuk Bahasa Indonesia, sehingga semua kata yang ada dalam Bahasa Indonesia dapat ditulis dengan aksara yang kita gunakan sekarang.

Apakah bisa menuliskan kata-kata berbahasa Indonesia dengan huruf Arab? tentu saja bisa, tapi ada beberapa kata yang penulisnya harus disesuaikan. Penyesuaian huruf arab untuk Bahasa Indonesia ini dikenal dengan huruf Arab Pegon. Yang belum tentu diakui dan dikenal oleh orang Arab.

Begitupun dengan bahasa Rejang, Seluruh pelafalan kata tidak akan menjadi masalah bila menuliskannya dengan huruf Kaganga (huruf Rikung). Tapi juga masih akan bermasalah bila menggunakan huruf Kaganga lainnya karena ditemui beberapa kata yang tidak terwakili.

Oleh karena dalam sistem pembelajaran ini kita akan menggunakan Aksara Bahasa Indonesia. Tentu saja ini akan berdampak kepada bunyi yang akan dihasilkan, dan kita akan menggunakan huruf yang paling mirip bunyi aslinya.

3. Teknik Komunikasi


Bahasa diperlukan untuk berkomunikasi. Karenanya pada teknik pembelajaran bahasa ibu kita lebih diarahkan untuk berkomunikasi langsung, tanpa harus mengetahui subjek, objek, predikat, kata benda, kata bantu, kata ganti, imbuhan, akhiran dan deskripsi istilah aturan tata bahasa lainnya.

Tapi kita jangan menyalahkan sistem pembelajaran di sekolah yang membingungkan itu, sehingga ada banyak orang berpendidikan yang memahami deskripsi istilah dalam tata bahasa inggris, tapi tidak begitu lancar berbahasa inggris. Sedangkan, balita yang belum pernah belajar tata bahasa bahasa inggris di Manchester United sudah lancar berbahasa inggris.

Itulah contoh kecil keberhasilan teknik pembelajaran bahasa ibu yang selalu bermula dari bahasa buaian, bahasa keluarga, bahasa keseharian, bahasa lingkungan, bahasa pergaulan, baru kemudian menerapkan bahasa resmi.

C. Sistem Pembelajaran


Sebenarnya ini cuma sebagai pelengkap, kita pasti tau sistem pembelajaran kita adalah sistem pembelajaran dalam jaringan (daring), otodidak, dan tidak ada target pencapaian.

Lebih konyolnya lagi, saya sendiri pun tidak tau ada tidaknya yang mau belajar bahasa Rejang. Terlebih belajar melalui blog gratisan ini. Hahaha.

Seperti maksud apa pentingnya blog ini dibangun bagi saya, siapa saja bisa melihatnya di Tentang Blog Jang Utara.

Sampai disini berakhir sudah Pembelajaran Bahasa Rejang Bagian 1 | Bab Pengenalan. Kolom komentar diaktifkan untuk segala macam masukan, pertanyaan, kritik dan saran. Bahkan Pendaftaran guru dan penerimaan peserta didik.

Sampai jumpa di pertemuan berikutnya, materi pembelajaran akan diposting setiap hari minggu, silahkan di diskusikan bila ada yang mau berdiskusi.
Bocah Lereng
Aku sudah lama mengenal blogger, tapi baru belajar menulis. Biasanya aku cuma baca-baca doang. Terima Kasih
Lebih baru Terlama

Related Posts

Posting Komentar

Pembaruan Gratis Via Email